WhatsApp Image 2021-08-20 at 13.07.46

Design Process and How to turn Concept into Working Drawing

Bagaimana sebuah alur dalam proses mendesain dan menterjemahkan sebuah konsep ke dalam gambar kerja.

Ketika mendengar kata “desain” maka yang terlintas adalah sesuatu yang indah, terencana dan terancang dengan baik. Menurut Wikipedia, desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan objek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk benda nyata. Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Di mana, pada dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, tetapi juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, tetapi juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.

Desain adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh seseorang. Sebuah desain yang baik dapat menyentuh seluruh panca indra manusia yaitu pengelihatan (sight), pendengaran (hear), sentuhan (touch), pembau (smell), dan perasa (taste). Ketika seluruh panca indra tersebut tersentuh maka akan meninggalkan bekas pada perasaan seseorang sehingga desain tersebut dapat dikatakan berfungsi dengan baik.

Diambil dari Wikipedia, proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetika, dan berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data yang didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Desain proses, berbeda dengan proses desain, adalah perencanaan yang digunakan untuk membuat langkah-langkah dalam menciptakan suatu desain. Secara lebih mudah berarti perancangan. Proses desain ini termasuk ke dalam ilmu desain, bukan metode desain, dan banyak dibutuhkan oleh perusahaan, salah satunya adalah industri manufaktur.

Dalam dunia arsitektur dan interior biasanya kebanyakan orang hanya melihat dan mementingkan dari segi estetika saja, padahal estetika dalam sebuah desain arsitektur dan interior memang sudah layak dan sepantasnya, namun yang terpenting adalah bagaimana sebuah desain dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan juga dan bermanfaat baik atau berimbas positif bagi penggunanya maupun alam dan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu desain proses dalam dunia arsitektur dan interior sangat dibutuhkan.

Sebuah desain proses yang diperlukan dalam arsitektur dan interior pada umumnya adalah melakukan survey, menentukan konsep, kemudian melakukan perencanaan sebelum akhirnya ke perangcangan. Survey disini biasanya meliputi survey pengguna, kebutuhan ruang, dan juga survey lokasi. Dari survey lokasi biasanya kita mendapatkan berbagai macam informasi mengenai sebuah tapak sehingga nantinya dapat keluar sebuah analisis tapak. Setelah itu dari survey lokasi dan survey pengguna kita dapat melangkah ke tahap menentukan konsep dan kemudian dihasilkanlah sebuah perencanaan.

Sama dengan desain proses pada umumnya di Putri Bali Group, sebuah desain melewati dua tahapan utama, yaitu tahap pengumpulan data, dan tahap proses desain. Dua tahapan ini mempunyai peranan besar dalam mewujudkan sebuah desain. Di tahap pengumpulan data, kita dapat mengumpulkan data-data kebutuhan klien atau visi dari klien apa saja. Hal itu meliputi fungsi bangunannya sebagai apa, kebutuhan ruangan di dalamnya apa saja, gaya yang diinginkan seperti apa, dan juga budget yang dimiliki klien untuk mewujudkan bangunan tersebut. Setelah itu selanjutnya adalah melihat lokasi site tempat bangunan akan berdiri. Dari sana diperlukan adanya data akurat mengenai ukuran site, arah hadap, lingkungan sekitar site, jalan menuju site, dan lain sebaginya. Setelah itu kita dapat melakukan analisis dan merespon analis tersebut sebelum kahirnya ke tahap kedua.

Setelah melalui tahap pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah tahap proses desain. Di tahap ini yang pertama adalah menentukan konsep dan ide. Disini dilakukan research dan brainstorming, menentukan design style, behavior atau prilaku pengguna (user experience), melihat elemen-elemen keberlanjutkan baik itu desainnya, projectnya, usernya, konsep yang dibuat, ataupun penggunanya. Kemudian selanjutnya adalah melihat kebijakan dari perkembangan bisnis seperti misalnya perhitungan investasi klien, dan juga mood keseluruhan desain arsitektur dan interior. Konsep dan ide ini kita berikan batasan agar tidak meluas dari pembahasan, dan untuk itu juga mudahnya kita mengumpulkan referensi agar cepat dalam menginterpretasikan ke dalam gambar.

Setelah itu proses selanjutnya adalah membuat layout berdasarkan analisis dan data-data yang telah dianalisis. Layout ini dilakukan melalui membuat block plan terlebih dulu kemudian menentukan spatial planning (penataan program ruang) dengan melihat flow atau pergerakan (sirkulasi) di dalam ruang-ruang tersebut. Apabila layout sudah terbentuk dan fungsi-fungsi ruang sudah terpenuhi semua, langkah selanjutnya adalah memberikan elemen estetika pada sebuah rancangan. Estetika ini melingkupi teknis, material, komposisi, dan bentuk massa arsitektur dan interior. Setelah tahapan itu dilalui, diharapkan dapat menghadirkan sebuah desain yang baik, dimana sebuah desain itu meligkupi empat hal utama yaitu fungsi, kenyamanan, keamanan, dan estetika. Ketika empat hal utama terpenuhi maka bangunan yang terdesain akan memberikan dampak yang baik bagi pengguna maupun lingkungan di sekitarnya.

Tags: No tags

Comments are closed.